Jakarta – Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara mengenai unjuk rasa besar yang berujung ricuh sejak akhir Agustus 2025. Dalam perbincangan dengan para pemimpin redaksi media di kediamannya di Hambalang akhir pekan lalu, Presiden Prabowo menanggapi 17+8 tuntutan rakyat, dan secara spesifik menyebut usulan pembentukan tim investigasi independen pasca-demo sebagai hal yang “masuk akal.”
Baca Juga : IHSG Menguat Dekati Level 8.000, Didorong Melemahnya Data Ketenagakerjaan AS
“Ya, saya kira kalau tim investigasi independen, saya kira ini masuk akal. Saya kira itu masuk akal, saya kira bisa dibicarakan dan nanti kita lihat bentuknya kayak bagaimana,” kata Prabowo, seperti dikutip dari siaran pers Tim Media Presiden.
Kepala Negara mengakui bahwa banyak aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat dalam demonstrasi tersebut memiliki dasar yang kuat. “Kita pelajari, sebagian masuk akal, sebagian kita bisa berunding, kita bisa berdebat. Saya kira banyak yang masuk akal. Banyak yang menurut saya normatif. Dan bisa kita bicarakan dengan baik,” ujarnya.
Tanggapan Soal Keamanan dan Peran TNI
Prabowo juga menyoroti aksi pembakaran yang terjadi selama rangkaian unjuk rasa, yang disebutnya sebagai bentuk ancaman serius. Ia pun menanggapi tuntutan untuk menarik peran TNI dalam pengamanan sipil.
“Kalau tarik TNI dari pengamanan sipil, ya, Saudara-saudara yang menilai apa ini masuk akal atau tidak, iya kan,” kata Prabowo. “Tugasnya TNI adalah menjaga rakyat, masyarakat dari ancaman, mana pun. Jadi terorisme itu ancaman, membakar-bakar itu ancaman, membuat kerusuhan itu ancaman kepada rakyat.”
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa setiap langkah yang ia ambil akan selalu berpegang teguh pada konstitusi. “Saya akan melaksanakan tugas yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar kepada saya,” tegasnya, menggarisbawahi komitmennya untuk memimpin berdasarkan amanat UUD 1945.
