Jakarta – Pengguna media sosial ramai membicarakan aplikasi World App belakangan ini karena berbagai informasi simpang siur yang beredar. Menanggapi hal tersebut, Tools for Humanity (TFH), selaku pengembang World App, mengeluarkan klarifikasi untuk meluruskan sejumlah informasi yang tidak akurat, termasuk klaim insentif dan isu keamanan data biometrik.
Baca Juga : Netflix: Mengubah Cara Kita Menonton, Tapi Apakah Selalu Positif?
World App Tidak Ada Pembayaran Setelah Verifikasi
Salah satu informasi yang paling banyak beredar adalah klaim bahwa pengguna akan menerima uang tunai setelah melakukan verifikasi World App. TFH dengan tegas membantah hal ini.
Faktanya, World App tidak memberikan imbalan uang tunai setelah proses verifikasi. TWorld App memberikan token Worldcoin (WLD) sebagai manfaat opsional kepada pengguna yang telah terverifikasi di jaringan World. Token ini berfungsi untuk memulai penggunaan layanan dalam aplikasi, bukan sebagai bentuk pembayaran. Pengguna memiliki kebebasan penuh untuk memanfaatkan token ini, seperti mengakses berbagai layanan di Mini Apps, mulai dari bermain games, membuat polling, bergabung dengan komunitas, hingga mengakses konten pendidikan.
TFH menegaskan bahwa mereka merancang teknologi ini sebagai solusi otentikasi manusia, bukan untuk menghasilkan uang. Mereka menciptakannya guna melindungi individu dari ancaman digital seperti deepfake, penipuan online, dan manipulasi AI.
Jaminan Privasi: Tidak Ada Penyimpanan Data Pribadi
Setiap teknologi baru, terutama yang melibatkan data pribadi, pasti menimbulkan pertanyaan. Publik wajar mempertanyakan cara kerja World App, khususnya terkait penggunaan data biometrik.
Menjawab kekhawatiran tersebut, TFH menegaskan bahwa mereka tidak pernah menyimpan atau menjual data pribadi apa pun, termasuk data iris. Pemegang World ID yang telah diverifikasi juga tetap anonim.
Proses verifikasi World ID menggunakan perangkat bernama Orb. Orb adalah perangkat berbentuk bola yang berfungsi memverifikasi bahwa seseorang adalah manusia asli, bukan bot atau program otomatis. Cara kerjanya adalah dengan mengambil gambar iris untuk membuat kode unik, tanpa menyimpan data pribadi pengguna. Sistem memproses data, mengirimkannya langsung ke ponsel pengguna, lalu menghapusnya secara permanen dari Orb.
World menyebut proses ini sebagai Personal Custody, yakni cara mereka memastikan setiap individu mengendalikan penuh informasi dan identitasnya sendiri
World tidak menyimpan data biometrik, serta tidak menyimpan informasi pribadi seperti alamat, nomor identitas nasional, nomor telepon, atau data pribadi lainnya. Aplikasi World App meminta persetujuan eksplisit dari pengguna dan memberikan penjelasan lengkap tentang World ID serta proses data mereka.
Semua syarat dan ketentuan juga tersedia dalam Bahasa Indonesia di aplikasi maupun situs resminya.
Pengambilan gambar melalui Orb hanya dilakukan setelah pengguna menyetujui tiga hal utama:
Pengambilan foto wajah dan mata untuk membuat kode iris.
Persetujuan untuk mengenkripsi serta mengirimkan data ke perangkat pribadi.
Teknologi ini menggunakan Zero-Knowledge Proof (ZKP) dan Advanced Multi-Party Computation (AMPC) untuk menjaga keamanan data dan mencegah pelacakan kembali ke identitas pribadi siapa pun.
Transparansi Penuh: Open-Source dan Siap Diaudit
World menunjukkan komitmennya pada transparansi dengan mengembangkan sistem open-source yang dapat diaudit. Mereka membuka akses bagi siapa pun, termasuk lembaga pengawas seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), untuk meninjau kode dan proses teknis yang mereka gunakan.
World secara rutin melakukan audit dan pemeriksaan kepatuhan, baik secara internal maupun oleh pihak independen eksternal, terhadap seluruh teknologinya, termasuk perangkat Orb. Firma keamanan siber Trail of Bits melakukan audit terbaru dan menyatakan bahwa mereka tidak menemukan celah keamanan.
Audit tersebut juga menegaskan bahwa Orb tidak mengambil data tambahan apa pun. Tim pengembang telah mengamankan proses pengelolaan kode iris menggunakan teknologi AMPC dan ZKP, yang bahkan melampaui standar industri saat ini.
“Publik bisa menguji, memeriksa, dan mengaudit teknologi World App secara terbuka. Kami membangun kepercayaan melalui transparansi dan akuntabilitas,” kata juru bicara TFH dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).
Teknologi yang Memberdayakan, Bukan Mengganggu Privasi
World ingin mengubah persepsi bahwa teknologi otentikasi manusia bersifat invasif atau mengganggu privasi. Sebaliknya, teknologi ini justru hadir sebagai salah satu cara paling aman dan menjaga kenyamanan pengguna untuk tetap menjadi diri sendiri di dunia digital.
Di tingkat global, World telah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis seperti Visa, Matchgroup (perusahaan pemilik Tinder), dan platform digital lainnya. Potensi penggunaannya pun sangat luas, mulai dari akses ke layanan edukasi, sistem login yang lebih aman, hingga fitur sosial yang lebih terpercaya dan bebas bot.
“Di Tools for Humanity, kami menetapkan standar baru dalam teknologi proof-of-human dengan menggabungkan inovasi terdepan dan standar etika yang tinggi, sekaligus menciptakan model baru verifikasi identitas digital yang meningkatkan keamanan, melindungi privasi, dan mendukung langkah Indonesia dalam menghadapi masa depan berbasis AI,” pungkas juru bicara TFH.
Baca Selengkapnya : Tips Meningkatkan Jualan Online untuk UMKM di Shopee