JAKARTA – Layanan GrabFood di Indonesia mencatat lonjakan pesanan yang mengejutkan selama sepekan terakhir, didorong oleh sebuah gerakan solidaritas global yang viral di media sosial. Gerakan ini, yang dikenal dengan tagar #fromMalaysiatoIndonesia, mendorong pengguna Grab dari berbagai negara untuk memesan makanan dan minuman bagi para pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia.
Baca Juga : Jam Tangan Richard Mille Ahmad Sahroni Dikembalikan Setelah Kerusuhan
Menurut Tyas Widyastuti, Director of Mobility, Food and Logistics, Grab Indonesia, lonjakan pesanan ini sangat terlihat pada akhir pekan lalu, 30-31 Agustus 2025. Yang menarik, banyak dari pesanan tersebut datang dari luar negeri, ditandai dengan kode nomor telepon asing.
Gerakan ini dimulai oleh warganet Malaysia yang berempati dengan kondisi para pengemudi ojol di Indonesia. Mereka memanfaatkan aplikasi Grab untuk mengirimkan makanan sebagai bentuk dukungan moral, terutama setelah insiden tragis yang menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang meninggal dunia usai terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi ricuh di Jakarta.
Dukungan Meluas ke Berbagai Penjuru Dunia
Tidak butuh waktu lama, gerakan solidaritas ini menyebar ke seluruh Asia Tenggara, termasuk Singapura, Filipina, dan Thailand. Bahkan, dukungan terus mengalir dari negara-negara jauh seperti Vietnam, Inggris, Australia, Amerika Serikat, Jepang, hingga Korea Selatan.
Para pengguna media sosial dari berbagai negara ini membanjiri platform seperti Threads dan X (sebelumnya Twitter) dengan tangkapan layar pesanan Grab mereka. Pesanan tersebut tidak hanya berisi makanan, tetapi juga pesan-pesan dukungan moral, doa, dan harapan agar para pengemudi ojol Indonesia tetap aman dan situasi di Tanah Air kembali kondusif.
Tyas Widyastuti mengungkapkan rasa kaget dan apresiasi yang mendalam dari pihak Grab Indonesia. “Kami tidak menyangka ada begitu besar dukungan yang diberikan dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri,” ujarnya. “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif yang dilakukan banyak pengguna Grab di luar Indonesia, mulai dari negara-negara di Asia Tenggara, hingga menjangkau berbagai belahan dunia.”
Fenomena ini tidak hanya menunjukkan kekuatan media sosial dalam menggerakkan aksi kemanusiaan lintas batas, tetapi juga menyoroti solidaritas global terhadap isu-isu lokal. Aksi sederhana ‘traktir ojol’ ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian bisa melampaui batas geografis dan menjadi penggerak perubahan positif.
Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana media sosial memainkan peran penting dalam mengorganisir gerakan-gerakan solidaritas seperti ini?