Beranda » Kerugian Akumulatif Rp 1.168 Triliun: Meta Memangkas Ambisi Metaverse dan Berpaling ke AI

Kerugian Akumulatif Rp 1.168 Triliun: Meta Memangkas Ambisi Metaverse dan Berpaling ke AI

Silicon Valley – Proyek ambisius Meta Platforms, Inc. (Meta) untuk membangun metaverse menghadapi tantangan finansial yang masif. Sejak pertama kali dicanangkan pada tahun 2021—yang diikuti dengan rebranding dari Facebook Inc.—divisi khusus yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, Reality Labs, telah menelan kerugian akumulatif yang melampaui 70 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.168 triliun). Kerugian ini tercatat sejak tahun 2021 hingga laporan terbaru, demikian menurut data yang dirangkum oleh Bloomberg.

Baca Juga : Eskalasi Ketegangan Elon Musk dan Uni Eropa: Denda Rp 2,3 Triliun Terhadap X Picu Seruan Pembubaran Blok

Ambisi CEO Mark Zuckerberg untuk mentransformasi Meta menjadi perusahaan yang berorientasi pada masa depan digital, di mana metaverse menjadi identitas utama, kini harus disesuaikan dengan realitas pasar dan kehati-hatian investor.

Penurunan Laba dan Pukulan Finansial Awal

Tahun pertama pasca-rebranding menjadi Meta, perusahaan langsung merasakan dampak investasi besar-besaran tersebut. Pada kuartal III-2022, pendapatan Meta tercatat turun 4,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Pukulan terberat terlihat pada laba bersih (net income) yang menguap hingga separuhnya; Meta hanya meraup 4,395 miliar dollar AS pada Kuartal III-2022, turun drastis dari 9,194 miliar dollar AS pada Kuartal III-2021.

Tren negatif ini berlanjut. Laporan Nasdaq merangkum bahwa pada kuartal awal 2024, kerugian operasional Reality Labs mencapai 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 668,6 triliun), sementara hanya mampu menyumbang pendapatan sebesar 6,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 105,3 triliun).

Pemangkasan Anggaran dan Reorientasi Strategi

Di tengah tekanan kerugian yang persisten, meskipun bisnis periklanan Meta masih membukukan keuntungan signifikan (bisnis iklan naik 25,6 persen Year-over-Year mencapai 50,08 miliar dollar AS pada Kuartal III-2025, seperti dilaporkan Reuters), Zuckerberg mengambil keputusan strategis untuk mengurangi beban finansial proyek metaverse.

Manajemen memutuskan untuk memangkas anggaran proyek metaverse sebesar 30 persen dan mengalihkan fokus investasi ke proyek Artificial Intelligence (AI).

Keputusan ini disambut positif oleh pasar modal. Tidak lama setelah pengumuman tersebut, saham Meta mencatat kenaikan sebesar 3 persen dalam perdagangan pada 4 Desember lalu, sebagaimana dihimpun dari CNBC. Namun, pemangkasan anggaran ini dikabarkan berpotensi berdampak pada pengurangan jumlah karyawan, terutama di dalam divisi Reality Labs, meskipun Meta belum memberikan tanggapan resmi mengenai kabar tersebut.

Ekspansi Bisnis AI Melalui Akuisisi

Sinyal kuat pergeseran fokus Meta ke teknologi AI juga terlihat dari langkah korporasi terbaru. Meta baru-baru ini mengumumkan akuisisi terhadap perusahaan rintisan (startup) Limitless yang berbasis di Denver.

Limitless adalah perusahaan yang berspesialisasi dalam pengembangan wearable device berbasis kecerdasan buatan. Meskipun nilai transaksi akuisisi ini tidak diungkapkan ke publik, teknologi Limitless diperkirakan akan diintegrasikan untuk memperkuat lini aksesori AI Meta yang sudah ada, termasuk kacamata pintar Ray-Ban dan gelang pintar Neural Band. Langkah ini mengindikasikan bahwa Meta kini memprioritaskan perangkat keras yang mendukung implementasi AI dalam kehidupan sehari-hari, menggantikan posisi metaverse sebagai fokus investasi jangka pendek.

madebekel

Kembali ke atas