Beranda » Bau Badan Muncul Meski Sudah Mandi? Ini Kata Ahli tentang Penyebabnya

Bau Badan Muncul Meski Sudah Mandi? Ini Kata Ahli tentang Penyebabnya

Penyebab Bau Badan Tersisa – Pernah merasa sudah mandi bersih tapi bau badan tetap muncul? Anda tidak sendiri. Bau badan sebenarnya timbul ketika keringat bercampur dengan bakteri di kulit. Keringat itu sendiri tidak berbau, namun interaksinya dengan bakteri di permukaan kulitlah yang memicu aroma tak sedap. Menariknya, jumlah keringat yang dikeluarkan tidak selalu berbanding lurus dengan intensitas bau badan. Seseorang bisa saja tidak banyak berkeringat namun tetap memiliki bau badan yang menyengat.

Baca Juga : Kejaksaan Agung Banding Vonis Eks Sekretaris MA Zarof Ricar: Rp 8 Miliar Jadi Sengketa

Penyebab Bau Badan Tersisa Lantas, apa saja faktor di balik masalah ini? Berikut penjelasannya menurut para ahli:

  1. Gaya Hidup
    Ahli kecantikan, Angela Palmer, menjelaskan bahwa faktor gaya hidup seperti berat badan, stres, dan pemilihan pakaian sangat memengaruhi munculnya bau badan.

Berat Badan Berlebih: Lipatan kulit pada orang dengan berat badan berlebih bisa menjadi lingkungan ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dalam keringat.

Stres meningkatkan detak jantung dan mendorong kelenjar keringat memproduksi keringat untuk mengatur suhu tubuh. Palmer menjelaskan bahwa saat stres, kelenjar apokrin memproduksi lebih banyak keringat daripada kelenjar ekrin dan menghasilkan bau lebih tajam.

Kelenjar Ekrin: Mengeluarkan keringat bening, berfungsi mengatur suhu tubuh, tersebar di seluruh tubuh (telapak tangan, kaki, dahi).

Kelenjar Apokrin: Terletak di area seperti ketiak dan selangkangan, menghasilkan keringat lebih kental dan mudah berbau saat bercampur bakteri.

Beberapa orang memilih pakaian berbahan poliester, spandeks, rayon, atau microfiber, yang justru memerangkap keringat dan memicu bau badan.

  1. Makanan
    Makanan tertentu yang mengandung sulfur dapat memperburuk bau badan. Batasi konsumsi:

Bawang merah, bawang putih.

Brokoli, kubis, dan kembang kol.

Bagi Anda yang rentan bau badan, kurangi juga asupan makanan yang meningkatkan produksi keringat, seperti:

Makanan pedas.

Kafein dan alkohol.

Rempah-rempah (contoh: jintan dan bubuk kari).

  1. Kondisi Medis
    Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko bau badan meskipun sudah mandi:

Hiperhidrosis: Kondisi keringat berlebih, bahkan saat cuaca tidak panas atau tidak stres. Jika memiliki hiperhidrosis dan masalah bau badan, aromanya bisa lebih menyengat.

Palmer menyebut sejumlah kondisi medis yang dapat mengubah bau tubuh normal, seperti diabetes, hipertiroid, nyeri asam urat, dan infeksi kulit seperti trikomikosis aksilaris.

Diabetes dapat memicu bau badan seperti buah busuk atau aseton karena tubuh membakar lemak sebagai sumber energi dan menghasilkan keton berlebih.

  1. Genetik dan Perubahan Hormon
    Genetik: Bau badan bisa diturunkan. Genetik adalah salah satu faktor penentu aroma tubuh seseorang.

Perubahan Hormon: Fluktuasi hormon sangat berpengaruh, terutama saat:

Pubertas: Lonjakan hormon mengaktifkan kelenjar keringat, meningkatkan risiko bau badan.

Kehamilan dan Menopause: Perubahan hormon dapat meningkatkan suhu tubuh, memicu keringat berlebih, dan menyebabkan bau badan.

Solusi Mengatasi Bau Badan
Untuk meminimalkan bau badan, pastikan Anda:

Mandi rutin (terutama saat cuaca panas).

Gunakan sabun antibakteri.

Aplikasikan antiperspirant untuk mengurangi keringat.

Cuci pakaian dengan benar dan ganti secara rutin.

Pertimbangkan pemeriksaan ke dokter jika ada kemungkinan kondisi medis yang mendasari.

madebekel

Kembali ke atas