Padang, Sumatera Barat – Hujan deras yang mengguyur Kota Padang sejak dini hari menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah, dengan dampak terparah terjadi di kawasan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Bencana alam ini dilaporkan telah merenggut korban jiwa.
Baca Juga : Pergeseran Strategi Xiaomi: Memangkas Jumlah Model Ponsel, Fokus pada Ekosistem Human-Car-Hom
Empat orang warga Lubuk Minturun dipastikan meninggal dunia setelah terseret arus deras banjir pada Kamis (27/11/2025) pagi. Korban tidak sempat menyelamatkan diri ketika air tiba-tiba naik dengan cepat dan merendam permukiman.
Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, membenarkan insiden tragis tersebut. “Empat warga tidak bisa menyelamatkan diri dan akhirnya terbawa arus dan meninggal dunia,” kata Fizlan saat dikonfirmasi pada Kamis (27/11/2025).
Dampak dan Kerugian Bencana
Banjir yang melanda Lubuk Minturun tercatat memiliki tingkat keparahan yang tinggi, menyebabkan kerugian material dan korban jiwa:
- Ketinggian Air: Fizlan Setiawan menyebutkan bahwa ketinggian air di beberapa titik kawasan Lubuk Minturun mencapai puncaknya hingga 2 meter, mengakibatkan rumah-rumah warga terendam.
- Korban Terdampak: Data sementara menunjukkan bahwa sedikitnya 15.000 warga di Lubuk Minturun terdampak langsung oleh banjir ini.
- Evakuasi Mendesak: Dari total warga terdampak, sebanyak 800 jiwa terpaksa dievakuasi dan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman karena terjebak oleh tingginya genangan air dan arus deras.
Penanganan dan Identitas Korban
Hingga laporan ini disusun, identitas lengkap keempat korban meninggal dunia belum dapat dirinci oleh pihak kecamatan. Hal ini dikarenakan proses evakuasi dan penanganan darurat masih menjadi prioritas utama.
Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tim SAR, TNI, dan Polri segera diterjunkan ke lokasi bencana. Fokus utama tim saat ini adalah melakukan penyisiran, pencarian korban, mengevakuasi warga yang masih terjebak, serta memberikan bantuan awal kepada para korban yang mengungsi.
Kondisi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi menjadi penyebab utama lonjakan air yang sangat cepat, memicu banjir bandang yang mematikan di kawasan tersebut. Pihak berwenang mengimbau warga di sepanjang aliran sungai dan daerah dataran rendah untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan susulan.