Beranda » Pelajar SMA di Inggris Dihukum Penjara Seumur Hidup atas Kasus Pembunuhan Teman Sekolah

Pelajar SMA di Inggris Dihukum Penjara Seumur Hidup atas Kasus Pembunuhan Teman Sekolah

Sheffield, Inggris – Pengadilan Sheffield, Inggris, menjatuhkan vonis penjara seumur hidup dengan masa hukuman minimal 16 tahun kepada seorang remaja laki-laki, Mohammed Umar Khan (15), atas kasus pembunuhan berencana terhadap teman sekolahnya, Harvey Willgoose. Insiden tragis tersebut terjadi di luar kafetaria SMA All Saints pada jam istirahat makan siang, Februari 2025.

Baca Juga : Peningkatan Kewaspadaan di Kota Tangerang: Potensi Cuaca Ekstrem Diperkirakan Berlangsung Hingga 15 November 2025

Hakim Justice Ellenbogen dalam putusannya menyebut tindakan pelaku sebagai hal yang tidak masuk akal, dan menyimpulkan bahwa motif utama pembunuhan tersebut dipicu oleh ketertarikan pelaku terhadap senjata tajam yang telah berlangsung lama.

Kronologi dan Bukti Kecenderungan Agresif Pelaku

Berdasarkan kronologi yang terungkap di pengadilan, Mohammed Umar Khan membawa pisau berburu dengan panjang bilah 13 sentimeter ke lingkungan sekolah pada hari kejadian. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa sebelum penikaman terjadi, Khan sempat berusaha memprovokasi Harvey Willgoose. Meskipun demikian, korban dilaporkan tetap bersikap tenang. Penikaman fatal tersebut terjadi sesaat kemudian, di mana Khan menusuk Harvey tepat di bagian dada.

Dalam proses persidangan, Khan sempat mengakui bahwa ia telah menikam Harvey namun membantah tuduhan pembunuhan. Pada Agustus 2025, juri menyatakan Khan bersalah atas pembunuhan dengan suara mayoritas 11 banding 1.

Pihak penasihat hukum Khan berargumen bahwa kliennya mengalami kehilangan kendali emosi akibat pengalaman panjang menjadi korban perundungan (bullying) di sekolah. Kepada para guru pasca-kejadian, Khan bahkan mengaku tidak dapat mengendalikan dirinya dan berada dalam kondisi “tidak waras” (tidak dalam pikiran yang sehat).

Namun, Hakim Ellenbogen menolak argumen tersebut dan menekankan bahwa pelaku telah menunjukkan kecenderungan agresif sejak lama. Persidangan mengungkap bahwa Khan memiliki minat yang intens terhadap senjata, dan kerap memamerkan foto dirinya sedang memegang pisau, parang, dan palu. Catatan sekolah juga menunjukkan bahwa Khan pernah membawa kapak dan pisau ke sekolah dalam insiden terpisah antara November 2024 hingga Januari 2025, menegaskan pola perilaku yang mengkhawatirkan.

Kesaksian Keluarga Korban dan Ketiadaan Penyesalan

Ibu korban, Caroline Willgoose, mengungkapkan perasaannya setelah putusan pengadilan dibacakan. Ia mengaku merasa lega setelah proses hukum yang panjang akhirnya selesai. Namun, ia menyuarakan keprihatinan mendalam atas sikap pelaku.

“Sejujurnya, saya merasa beban berat telah terangkat dari pundak saya,” ujar Caroline kepada Sky News. “Dia (Khan) tidak terlihat menyesal, tetapi saya hanya berharap itu hanya kelihatannya saja,” lanjutnya, menyiratkan keraguan atas ketulusan penyesalan Khan.

Caroline juga menyampaikan kesedihan mendalam karena putranya, Harvey Willgoose, kini akan selalu dikenang oleh publik sebagai korban penikaman di sekolah, suatu identitas tragis yang jauh dari gambaran hidup putranya. Kasus ini kembali menyoroti isu keamanan sekolah dan bahaya kekerasan senjata tajam di kalangan remaja Inggris.

madebekel

Kembali ke atas