Jakarta – Bahaya konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan kerusakan hati atau gangguan saraf. Namun, para ilmuwan kini menegaskan bahwa alkohol adalah karsinogen (zat pemicu kanker) yang bekerja melalui setidaknya lima mekanisme biologis yang kompleks dan merusak sel.
Baca Juga : Kasino Online dan Bayangan di Balik Gemerlap Digital: Mengapa Perlu Waspada
Risiko seseorang menderita kanker diketahui meningkat signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah dan frekuensi konsumsi alkohol. Di Amerika Serikat saja, konsumsi alkohol diperkirakan bertanggung jawab atas sekitar 100.000 kasus kanker dan 20.000 kematian setiap tahunnya.
Bahaya konsumsi alkohol
Berikut adalah lima mekanisme ilmiah yang diungkap ilmuwan mengenai bagaimana alkohol secara sistematis merusak DNA dan sel, memicu perkembangan tumor, dikutip dari temuan ilmiah terbaru:
- Gangguan Metilasi DNA (Merusak Pengaturan Gen)
Minuman beralkohol mengandung etanol (etil alkohol). Begitu masuk ke tubuh, etanol dapat mengganggu proses penting yang disebut metilasi DNA.
Apa itu Metilasi DNA? Ini adalah proses biologis di mana molekul kecil menempel pada DNA, bertindak seperti sakelar yang menentukan apakah suatu gen harus ‘aktif’ atau ‘nonaktif’.
Dampak Alkohol: Ketika metilasi DNA terganggu, gen-gen penekan tumor (yang seharusnya mencegah pertumbuhan kanker) bisa menjadi tidak aktif. Akibatnya, sel-sel kanker memiliki peluang lebih besar untuk berkembang tanpa hambatan.
Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh etanol. Senyawa yang dihasilkan tubuh saat memecah etanol, yaitu asetaldehida, juga berperan dalam mengganggu metilasi DNA.
Menurut Asisten Profesor Universitas Wisconsin, Noelle LoConte, “Baik etanol maupun asetaldehida bersifat karsinogenik, dan ketika keduanya bersentuhan dengan lapisan mulut, tenggorokan, atau kerongkongan, hal itu dapat menyebabkan kanker.”
- Kerusakan DNA Secara Langsung oleh Asetaldehida
Asetaldehida adalah senyawa beracun yang dihasilkan dari metabolisme alkohol. Selain mengganggu pengaturan gen (poin 1), asetaldehida bertindak sebagai racun yang secara langsung merusak struktur DNA.
Senyawa ini dapat membentuk ikatan yang tidak normal dengan DNA, mengganggu proses penting sintesis DNA dan perbaikan DNA. Kerusakan DNA yang tidak diperbaiki inilah yang menjadi cetak biru bagi sel untuk bermutasi menjadi sel kanker.
- Peningkatan Stres Oksidatif (ROS)
Mekanisme ketiga melibatkan molekul berbahaya yang disebut Spesies Oksigen Reaktif (ROS).
Peran ROS: ROS adalah produk sampingan alami dari metabolisme sel. Namun, jika jumlahnya menumpuk terlalu banyak, ia menciptakan stres oksidatif yang masif. Stres oksidatif ini bekerja seperti karat pada sel, merusak DNA, protein, dan lemak.
Dampak Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan kadar enzim tertentu (seperti CYP2E1) di jaringan seperti esofagus. Peningkatan aktivitas enzim ini menghasilkan ROS dalam jumlah besar, yang kemudian menyebabkan kerusakan DNA yang memicu kanker.
- Gangguan Hormon Estrogen (Khusus Kanker Payudara)
Bagi wanita, alkohol memiliki jalur pemicu kanker yang spesifik, yaitu melalui hormon estrogen.
Alkohol diketahui dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
Estrogen yang tinggi ini bertindak sebagai bahan bakar bagi sel-sel kanker payudara yang memiliki reseptor hormon. Hormon akan menempel pada reseptor tumor, membuat sel kanker menjadi lebih aktif dan mempercepat pertumbuhan serta penyebarannya.
Studi menunjukkan bahwa alkohol tidak hanya memicu pembentukan tumor payudara baru tetapi juga dapat memperparah kanker payudara yang sudah ada.
- Pelarut Karsinogen dari Sumber Lain
Mekanisme terakhir adalah sifat alkohol sebagai pelarut (solven). Alkohol dapat bertindak sebagai media yang melarutkan dan membawa molekul karsinogenik dari sumber lain, seperti asap tembakau, melalui lapisan mulut, tenggorokan, dan kerongkongan.
Dengan bertindak sebagai “agen pengangkut,” alkohol memungkinkan zat-zat beracun lainnya menembus jaringan sel lebih dalam, meningkatkan risiko kanker secara signifikan, terutama pada perokok yang juga mengonsumsi alkohol.