Beranda » Akhir Era Kemitraan 17 Tahun: Warren Buffett Resmi Jual Seluruh Saham di BYD

Akhir Era Kemitraan 17 Tahun: Warren Buffett Resmi Jual Seluruh Saham di BYD

Sebuah babak penting dalam sejarah investasi ditutup. Berkshire Hathaway, konglomerasi investasi yang dipimpin oleh Warren Buffett, secara resmi telah menjual seluruh sisa kepemilikan sahamnya di BYD, raksasa produsen mobil listrik asal China. Penjualan ini mengakhiri kemitraan selama 17 tahun yang terbukti sangat menguntungkan bagi Berkshire.

Baca Juga : Pencurian Emas Wonogiri: Komplotan ‘Orang Dalam’ Gasak 101 Gram Emas, Berhasil Digadaikan Rp 120 Juta

BYD mengonfirmasi kabar tersebut pekan lalu, menandai puncak dari serangkaian divestasi yang dimulai Berkshire sejak Agustus 2022. Hingga Juni lalu, kepemilikan Berkshire di BYD sudah menyusut hingga di bawah 5 persen.

Respon Santai dari BYD: “Jual Beli Adalah Bisnis Mereka”
Meskipun dilepas oleh investor legendaris, BYD menanggapi keputusan ini dengan nada apresiatif dan diplomatis.

Li Yunfei, eksekutif hubungan masyarakat BYD, menyampaikan terima kasih melalui unggahan di media sosial Weibo. “Investasi saham mencakup jual beli, ini hal yang wajar. Kami berterima kasih atas pengakuan, investasi, dan dukungan Charlie Munger serta Warren Buffett,” tulisnya.

Sentimen serupa disuarakan oleh Stella Li, Wakil Presiden Eksekutif BYD. Ia menekankan bahwa keputusan penjualan ini murni langkah bisnis Berkshire, bukan indikasi ketidakpuasan terhadap BYD. “Mereka menyukai manajemen BYD. Namun mereka adalah investor, membeli dan menjual adalah bisnis mereka. Jadi bukan berarti mereka tidak menyukai kami,” ujarnya kepada CNBC.

Keuntungan Fantastis: 20 Kali Lipat Modal Awal
Divestasi ini jelas merupakan salah satu kesuksesan terbesar Buffett di luar Amerika Serikat. Alfredo Altavilla, penasihat khusus BYD, menambahkan bahwa Berkshire Hathaway telah meraih keuntungan yang fantastis.

“Buffett meraih keuntungan 20 kali lipat dari modal awalnya. Kami senang pernah memiliki Buffett sebagai investor. Namun menjual kepemilikan adalah hal biasa bagi Berkshire Hathaway,” katanya dikutip dari Reuters.

Investasi awal Berkshire pada tahun 2008 dilakukan saat BYD masih merupakan pemain baru, menegaskan kejelian Buffett dan Munger dalam melihat potensi pasar kendaraan listrik di masa depan.

Saham BYD Tertekan di Tengah Perlambatan Pertumbuhan
Terlepas dari apresiasi tulus dari manajemen BYD, reaksi pasar terhadap berita ini justru negatif. Saham BYD di Hong Kong anjlok lebih dari 6 persen dalam sepekan terakhir.

Faktor kepergian Buffett memperburuk sentimen negatif yang sudah ada. Secara year-to-date, saham BYD telah turun lebih dari 28 persen, dipicu oleh kekhawatiran melambatnya pertumbuhan sektor kendaraan listrik di China:

Revisi Target Penjualan: BYD terpaksa memangkas target penjualan tahun 2025 sebesar 16 persen.

Perang Harga: Perusahaan menurunkan harga mobil untuk mendongkrak permintaan di tengah persaingan ketat.

Laba Kuartalan Menurun: BYD melaporkan penurunan laba kuartalan pertama dalam lebih dari tiga tahun, mengindikasikan tekanan pasar yang signifikan.

Langkah exit yang dilakukan Berkshire Hathaway ini dilihat oleh banyak investor sebagai sinyal bahwa “puncak” pertumbuhan super cepat BYD mungkin sudah terlewati, sehingga risiko menjadi lebih tinggi dari imbal hasil yang ditawarkan.

Strategi Baru Buffett: Mengalihkan Fokus ke Jepang
Menariknya, di saat yang sama Berkshire Hathaway menutup bab di China, mereka justru menunjukkan agresivitas investasi yang tinggi di Jepang.

Berkshire secara konsisten meningkatkan kepemilikan sahamnya di lima perusahaan dagang terkemuka Jepang (sogo shosha): Itochu, Marubeni, Sumitomo, Mitsui, dan Mitsubishi.

Mitsui mengumumkan bahwa Berkshire Hathaway kini menguasai 10 persen atau lebih hak suara di perusahaan tersebut setelah kembali menambah saham. Pada Maret lalu, kepemilikan Berkshire di Mitsui tercatat setara $7,3 miliar AS.

Mitsubishi juga melaporkan peningkatan kepemilikan Berkshire menjadi 10,2 persen, naik dari 9,7 persen sebelumnya.

Keputusan strategis ini menggarisbawahi pergeseran fokus Warren Buffett. Dengan keuntungan yang fantastis dari China, ia kini mengalihkan modal besarnya ke pasar Jepang yang dianggap memiliki valuasi menarik, arus kas stabil, dan potensi pertumbuhan jangka panjang, mencerminkan optimisme baru Berkshire terhadap ekonomi Jepang.

madebekel

Kembali ke atas