Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan kebutuhan gas di wilayah bagian barat. Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, pasokan gas di wilayah ini diproyeksikan akan mengalami defisit yang signifikan dalam satu dekade ke depan, sementara kelebihan pasokan di wilayah timur belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan infrastruktur distribusi.
Baca Juga : Pemprov DKI Targetkan 75% BUMD Jakarta Raup Untung dalam Setahun
Untuk mengatasi permasalahan ini, impor Liquefied Natural Gas (LNG) dinilai sebagai solusi potensial yang efektif, setidaknya untuk jangka pendek.
Proyeksi Defisit dan Kendala Pasokan Domestik
Komaidi menjelaskan bahwa defisit gas di wilayah barat diperkirakan akan melonjak tajam, dari sekitar 189 MMSCFD pada tahun 2025 menjadi 803 MMSCFD pada tahun 2035. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi gas, diiringi dengan penurunan produksi.
Sementara itu, pasokan LNG domestik yang ada sebagian besar sudah terikat dalam kontrak ekspor jangka panjang. Meskipun ada opsi untuk mengalihkan kargo ekspor, proses ini sering kali menghadapi tantangan, terutama terkait biaya yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, pada tahun 2025, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) hanya mendapatkan alokasi 5 kargo LNG, padahal kebutuhannya mencapai sekitar 11 kargo. Kesenjangan ini menunjukkan urgensi untuk mencari sumber pasokan alternatif.
Harga LNG Impor Lebih Kompetitif
Salah satu alasan mengapa impor LNG menjadi pilihan menarik adalah harganya yang kompetitif. Komaidi memaparkan bahwa harga LNG impor dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia relatif lebih rendah dibandingkan harga LNG domestik.
Pada tahun 2024, harga LNG impor, setelah dihitung hingga titik serah di pasar Asia, berkisar antara $10,5 hingga $12,5 per MMBTU. Angka ini lebih rendah dibanding harga LNG domestik yang mencapai $13,59 per MMBTU, yang dihitung berdasarkan formula 17,4% dari harga Indonesian Crude Price (ICP).
Lebih lanjut, Komaidi menyebutkan bahwa pada periode Januari hingga April 2025, harga LNG impor dari AS bahkan jauh lebih rendah, dengan total harga sekitar $9,82 hingga $12,48 per MMBTU. Angka ini masih lebih rendah dari harga domestik pada periode yang sama, yaitu sekitar $12,51 per MMBTU.
Dengan demikian, impor LNG dapat menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah barat sambil menunggu upaya jangka panjang, seperti peningkatan produksi dan pembangunan infrastruktur distribusi gas domestik, berjalan dengan optimal.