Risiko Memasak Air Fryer – Masakan gorengan sering menggoda banyak orang, tetapi kandungan minyaknya kerap menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak kesehatannya. Tak heran jika banyak orang beralih ke air fryer sebagai alternatif untuk menikmati makanan renyah dengan minim minyak. Banyak orang mengklaim bahwa alat ini mampu menghasilkan hidangan mirip gorengan, namun hanya dengan sedikit atau tanpa minyak. Pertanyaannya, benarkah memasak dengan air fryer benar-benar lebih sehat?
Baca Juga : BPJS Kesehatan Tetapkan Waktu Minimal Pelayanan Pasien: Menjamin Kualitas dan Efektivitas Layanan
Artikel ini akan mengupas tuntas cara kerja air fryer dan potensi manfaat kesehatannya. Selain itu, artikel ini juga membahas risiko tersembunyi yang mungkin timbul dari penggunaannya. Para ahli gizi memberikan anjuran langsung terkait konsumsi makanan yang dimasak dengan metode ini.
Risiko Memasak Air Fryer :Cara Kerja Air Fryer dan Fenomena Efek Maillard
Air fryer beroperasi dengan prinsip sirkulasi udara panas berkecepatan tinggi. Alat ini mengalirkan udara super panas ke seluruh permukaan makanan, menciptakan lapisan renyah yang mirip dengan hasil penggorengan tradisional.
Medical News Today menjelaskan bahwa teknologi ini memanfaatkan sirkulasi udara panas untuk membawa tetesan minyak halus dan mengeringkan permukaan makanan. Proses ini juga memicu efek Maillard, yakni reaksi kimia kompleks antara asam amino (protein) dan gula pereduksi. Reaksi tersebut menciptakan warna keemasan yang menggoda dan cita rasa gurih khas pada makanan yang digoreng atau dipanggang.
Klaim Manfaat Kesehatan Air Fryer
- Kandungan Lemak Jauh Lebih Rendah
Salah satu daya tarik utama air fryer adalah kemampuannya mengurangi penggunaan minyak secara drastis. Berbeda dengan metode deep frying yang mengharuskan makanan terendam dalam minyak panas, air fryer hanya membutuhkan sedikit minyak (atau bahkan tidak sama sekali, tergantung jenis makanan).
Menurut Healthline, pengurangan minyak ini secara signifikan dapat menurunkan total kandungan lemak dan kalori pada makanan. Kabar ini tentu menggembirakan bagi mereka yang ingin mengontrol asupan kalori harian tanpa sepenuhnya mengorbankan tekstur renyah yang mereka sukai.
- Potensi Mengurangi Pembentukan Akrilamida
Menggoreng makanan, terutama yang kaya karbohidrat seperti kentang atau roti, berisiko membentuk akrilamida pada suhu tinggi. Senyawa ini terbentuk saat makanan dipanaskan di atas 120°C. National Cancer Institute menyatakan bahwa akrilamida berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Banyak produsen dan pengguna mengklaim bahwa air fryer mampu menekan pembentukan akrilamida karena menggunakan metode memasak minim minyak. Selain itu, air fryer biasanya memasak makanan dalam waktu lebih singkat dibandingkan penggorengan konvensional. Meskipun begitu, alat ini tetap menggunakan suhu tinggi dalam proses memasaknya.
Potensi Risiko dan Anjuran Ahli
Meskipun menawarkan berbagai keunggulan, pengguna harus memahami penggunaan air fryer secara menyeluruh karena alat ini tetap memiliki potensi risiko.
- Tetap Ada Potensi Senyawa Berbahaya Lain
Meski akrilamida cenderung lebih rendah, penggunaan suhu tinggi dalam air fryer, terutama saat memasak daging, tetap berisiko memicu pembentukan senyawa berbahaya lainnya. Beberapa di antaranya adalah hidrokarbon polisiklik aromatik (PAHs) dan amina heterosiklik (HCAs). Kedua senyawa ini, menurut laporan dari Harvard Health Publishing, juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. - Air Fryer Bukan Solusi Sempurna untuk Makanan Tidak Sehat
Penting untuk diingat bahwa air fryer bukanlah “tongkat ajaib” yang langsung menjadikan semua makanan sehat. Jika bahan dasarnya tidak sehat, seperti nugget olahan atau sosis, hasil akhirnya tetap kurang baik. Makanan beku tinggi garam dan pengawet juga tetap mengandung risiko. Meskipun dimasak tanpa minyak, kandungan kalori dan nutrisinya bisa saja tetap tidak optimal. Mengonsumsi makanan olahan secara berlebihan, bahkan dengan air fryer, tetap berisiko bagi kesehatan. - Bukan Pengganti Diet Seimbang
Para ahli nutrisi dari Cleveland Clinic menekankan bahwa makanan dari air fryer sebaiknya dikonsumsi dalam porsi terbatas. Mereka mengingatkan bahwa konsumsi berlebihan tetap dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Kunci utama untuk menjaga kesehatan jangka panjang adalah pola makan seimbang. Diet seimbang mencakup sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan sumber protein tanpa lemak. Air fryer hanyalah alat bantu, bukan pengganti pola makan sehat menyeluruh.
Tips Memasak Sehat dengan Air Fryer
Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari air fryer dan meminimalkan risiko, perhatikan beberapa tips berikut:
Gunakan Bahan Segar: Alih-alih mengandalkan makanan beku atau olahan, prioritaskan penggunaan bahan-bahan segar seperti sayuran (misalnya brokoli, kembang kol, wortel), tahu, tempe, atau potongan ayam tanpa kulit.
Perhatikan Suhu dan Waktu Masak: Hindari memasak terlalu lama atau pada suhu yang terlalu tinggi. Atur suhu sekitar 180–200°C untuk menghasilkan tekstur renyah tanpa merusak nutrisi penting atau memicu reaksi kimia berbahaya secara berlebihan.
Hati-hati dengan Daging Merah: Untuk mengurangi risiko pembentukan PAHs dan HCAs, masak daging merah seperti sapi atau kambing dalam waktu singkat dan hindari memasaknya hingga terlalu matang (gosong).
Batasi Konsumsi Gorengan: Baik digoreng dengan minyak atau menggunakan air fryer, konsumsi gorengan tetap perlu dikontrol. Selingi atau ganti dengan metode masak lain yang lebih sehat seperti kukus, rebus, panggang, atau tumis air untuk pilihan yang lebih aman dan bergizi seimbang.