Filler Wajah Tahan Lama – Perawatan filler wajah menjadi solusi estetika populer untuk mengatasi berbagai masalah kulit, seperti cekungan dan kerutan. Filler juga membantu memperbaiki ketidakseimbangan proporsi wajah. Namun, banyak orang sering bertanya: berapa lama efek filler sebenarnya bertahan? Jawabannya tidak tunggal karena banyak faktor yang memengaruhinya. Durasi ketahanan filler tergantung pada jenis produk yang digunakan. Selain itu, keahlian dokter yang melakukan prosedur juga sangat menentukan hasil dan ketahanannya.
Baca Juga : Inovasi Terkini: Mengatasi Lemak Subkutan Membandel dengan Onda Pro
Kualitas Produk Filler: Kunci Ketahanan Jangka Panjang
Menurut dr. Resti Agiastuty Eka Putri, Dipl. CIBTAC dan AAAM dari Skin Evo Aesthetic Clinic menjelaskan bahwa jenis dan kualitas produk sangat menentukan ketahanan filler. Produk filler berkualitas tinggi, terutama yang berasal dari Eropa, cenderung bertahan jauh lebih lama dibandingkan produk murah yang beredar di pasaran.
Filler Wajah Tahan Lama
“Untuk filler Eropa, ketahanannya di satu sampai dua tahun,” ujar dr. Resti kepada Kompas.com di Jakarta pada Senin (2/12/2024). Ia menambahkan bahwa klinik Skin Evo hanya menggunakan filler yang telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)/FDA approved, menjamin keamanan dan efektivitasnya. “Kami hanya menggunakan filler yang tahan lama sehingga pasien tidak perlu bolak-balik untuk suntik lagi,” jelasnya.
Sebaliknya, filler berkualitas rendah atau tidak teruji sering kali hanya bertahan dalam waktu singkat, sekitar tiga bulan. Kondisi ini membuat pasien harus kembali menjalani prosedur suntik filler lebih sering. Prosedur yang berulang tentu menambah biaya perawatan dan meningkatkan risiko efek samping.
Peran Krusial Injektor Berpengalaman: Keselamatan dan Hasil Optimal
Keahlian injektor atau dokter yang melakukan prosedur sangat memengaruhi keamanan dan ketahanan filler, selain jenis produknya. Dokter atau ahli berpengalaman dapat memastikan hasil optimal dan mencegah efek samping yang tidak diinginkan bagi pasien.
Dr. Resti menegaskan bahwa dokter atau injektor berpengalaman harus melakukan penempatan filler. Ia menjelaskan bahwa mereka akan menyuntikkan filler di beberapa titik berbeda, baik secara superficial di permukaan kulit maupun secara mendalam. Kesalahan dalam penempatan lapisan suntikan dapat menimbulkan risiko serius.
Salah satu risiko yang mungkin terjadi jika injektor melakukan filler di lapisan yang salah adalah penyerapan yang tidak optimal. Hal ini dapat memicu “Tyndall effect”, yaitu kondisi di mana filler terlihat seperti menggembung atau menonjol di bawah kulit, memberikan tampilan yang tidak alami atau bahkan kebiruan.
“Contohnya di pipi atau bawah mata, kan harus deep, enggak boleh superficial karena kulitnya tipis,” papar dr. Resti. “Kalau terlalu superficial atau terlalu atas nanti akan Tyndall effect atau filler kayak menggembung.”
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan perawatan filler, sangat penting untuk melakukan riset mendalam mengenai kualitas produk yang digunakan klinik serta rekam jejak dan keahlian dokter yang akan menangani prosedur. Memilih klinik dan dokter terpercaya adalah langkah fundamental untuk mendapatkan hasil yang aman, tahan lama, dan sesuai harapan.