Beranda » Layangan Bikin Pesawat Delay di Soekarno-Hatta, Angkasa Pura Minta Maaf dan Tegaskan Bahaya

Layangan Bikin Pesawat Delay di Soekarno-Hatta, Angkasa Pura Minta Maaf dan Tegaskan Bahaya

Pesawat Delay Karena Layangan – Kejadian tak terduga kembali menghebohkan dunia penerbangan Indonesia pada Jumat (4/7/2025). Petugas bandara melaporkan bahwa layang-layang yang melayang di langit sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) mengganggu operasional penerbangan. Akibatnya, tiga pesawat terpaksa melakukan manuver putar balik atau go-around sebelum mendarat, menyebabkan delay di salah satu bandara tersibuk di Indonesia itu.

Baca Juga : Wisata Ketinggian Terbaru Jakarta: Menatap Ibu Kota 360 Derajat dari UP at Thamrin Nine

Insiden ini pertama kali mencuat dari cuitan pakar penerbangan, Gerry Soejatman, melalui akun X-nya. “Makasih layang-layang… bikin delay nambah… Gerry menulis, “Sudah 3 pesawat melakukan go-around gara-gara layangan sore ini.” Ia kemudian menambahkan, “Kalau petugas mengumumkan flight delay karena alasan keselamatan operasi akibat layangan, apakah penumpang akan menerimanya?”

Pesawat Delay Karena Layangan

Gerry menyertakan tangkapan layar dari Flightradar24 yang memperlihatkan pola putaran pesawat Transnusa nomor penerbangan B5533 (rute Yogyakarta–Jakarta) di udara sekitar Bandara Soekarno-Hatta. Manuver itu jelas merupakan penundaan pendaratan demi alasan keselamatan penerbangan.

Permohonan Maaf dan Imbauan dari Angkasa Pura
PT Angkasa Pura Indonesia menanggapi kegaduhan ini melalui akun X resminya, @angkasapura172, dan menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para penumpang. Mereka menegaskan bahwa insiden ini langsung berkaitan dengan faktor keselamatan penerbangan yang wajib mereka utamakan.

“PT Angkasa Pura Indonesia mengucapkan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Terkait kejadian adanya layang-layang di sekitar area Bandara Soekarno-Hatta yang berdampak pada keterlambatan penerbangan,” tulis mereka.

Angkasa Pura juga tak lupa mengimbau masyarakat agar tidak menerbangkan layangan, drone, atau benda terbang lainnya di sekitar kawasan bandara. Hal ini sangat krusial karena keberadaan benda-benda tersebut berisiko tinggi terhadap operasional penerbangan dan dapat membahayakan pesawat yang hendak mendarat atau lepas landas. Angkasa Pura bersama pihak berwenang terus melakukan langkah-langkah pengamanan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Mengapa Layang-layang Sekecil Itu Berbahaya bagi Pesawat?

Banyak warganet yang keheranan dan bertanya, seberapa berbahayanya layang-layang yang ukurannya relatif kecil sehingga bisa mengganggu penerbangan? Gerry Soejatman memberikan penjelasan mendalam.

“Kalo gede dihindari… Kalo kecil terus ditabrak n masuk mesin… ntar dibilang sembrono… Anyway, 1 mesin CFM56 itu harganya sekarang 15jt… USD,” jawab Gerry terkait pertanyaan seorang warganet. Ia juga menambahkan, “Kalau terkena satu mesin, pesawat masih bisa jalan. Tapi kalau dua-duanya bagaimana? Biarpun burung sekecil itu, kalau ada partikel yang masuk ke dalam mesin, bisa menyebabkan kecelakaan.”

Partikel kecil, seperti dari burung atau layang-layang, jika masuk ke dalam mesin pesawat (terutama mesin jet), dapat menyebabkan gangguan serius yang dikenal sebagai “bird strike” atau “foreign object damage (FOD)”. Insiden ini dapat mengakibatkan:

Kerusakan Mesin: Partikel yang masuk bisa merusak bilah-bilah kipas (fan blades) atau komponen kompresor dalam mesin. Kerusakan ini dapat menyebabkan pompa kompresor mogok, getaran hebat, bahkan ledakan, yang pada akhirnya mengakibatkan hilangnya dorongan mesin pesawat.

Gangguan Kontrol: Selain mesin, jika benda asing menabrak kaca depan kokpit dan pecah, serpihan kaca dapat melukai pilot. Ini tentu akan sangat membahayakan karena pilot kesulitan mengendalikan pesawat, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal.

Meskipun seringkali yang disoroti adalah bahaya burung, layang-layang memiliki risiko yang serupa, bahkan mungkin lebih berbahaya karena bahannya yang non-organik. Pilot atau ATC akan selalu menunda pendaratan jika terdeteksi adanya objek asing di jalur pendaratan atau lepas landas. “Kalau misalnya masalah burung, layang-layang, karena itu di daerah pemukiman yang padat penduduknya, kalau di penerbangan finalnya kita, begitu mau mendarat ternyata ada saja orang yang main layangan, ada burung-burung lewat, kita tunda dulu pendaratannya,” tegas Gerry.

Oleh karena itu, larangan menerbangkan layang-layang atau benda terbang lainnya di sekitar area bandara bukanlah tanpa alasan. Ini adalah langkah krusial untuk menjaga keselamatan jutaan penumpang dan kelancaran operasional penerbangan.

madebekel

Kembali ke atas