Jakarta – Pada tanggal 11 Mei 1997, sejarah kecerdasan buatan (AI) mencatat momen epik yang melampaui batas papan catur. Peristiwa monumental ini adalah ketika program komputer Deep Blue, yang dikembangkan oleh IBM, untuk pertama kalinya berhasil mengalahkan grandmaster catur terhebat di dunia saat itu, Garry Kasparov. Kemenangan ini bukan sekadar hasil pertandingan, melainkan penanda penting bahwa kemampuan komputasi dan AI telah mencapai level yang mampu menandingi, bahkan mengungguli, kecerdasan strategis manusia.
Baca Juga : ANAKANGSA Fenomena Judi Online Viral di Indonesia: Antara Tren Digital, Risiko, dan Gaya Hidup Baru
Garry Kasparov: Simbol Dominasi Intelektual Manusia
Sebelum kekalahan tersebut, Garry Kasparov adalah sosok yang tak tertandingi di dunia catur. Pecatur asal Rusia ini dikenal sebagai “rajanya” catur. Ia meraih gelar grandmaster internasional pada usia 17 tahun (1980) dan menjadi Juara Dunia pada usia 22 tahun (1985).
Kasparov memegang gelar Juara Dunia selama bertahun-tahun dan mencapai rating catur FIDE 2851 pada tahun 1999—rekor yang baru terpecahkan 13 tahun kemudian oleh Magnus Carlsen. Dengan dominasi absolutnya, pertandingan melawan mesin dianggap sebagai representasi pertempuran antara “manusia terpintar” melawan “kecerdasan buatan.”
Deep Blue: Mesin yang Dirancang untuk Mengalahkan
Deep Blue bukanlah sekadar program catur biasa; ia adalah sebuah superkomputer paralel masif yang dirancang secara spesifik oleh IBM untuk mengalahkan grandmaster.
- Konsep AI: Deep Blue mengandalkan konsep AI berupa algoritma pencarian pohon (minimax algorithm) yang mendalam. Kemampuannya terletak pada kecepatan komputasi yang brutal: ia mampu menganalisis hingga 200 juta posisi catur per detik.
- Strategi Brute Force: Berbeda dengan Kasparov yang mengandalkan intuisi, pola, dan pemahaman strategis, Deep Blue menggunakan pendekatan brute force yang sangat dalam—memperhitungkan jutaan kemungkinan langkah ke depan untuk memilih gerakan terbaik secara statistik.
- Arsitektur Khusus: Komputer ini memanfaatkan chip akselerator catur khusus yang dibuat oleh IBM, menjadikannya mesin yang benar-benar optimal untuk tugas spesifik, yaitu bermain catur.
Pertarungan Dua Babak: Dari Kemenangan Manusia ke Kekalahan Sejarah
Pertandingan Kasparov melawan Deep Blue digelar dalam dua periode dengan format turnamen catur standar, yaitu enam babak, dan diselenggarakan di bawah pengawasan media, peneliti, dan komunitas catur global.
Periode Pertama (Februari 1996): Kemenangan Kasparov
Pada pertemuan pertama di Philadelphia, Kasparov berhasil membuktikan superioritasnya.
- Hasil: Kasparov memenangkan pertandingan dengan skor akhir 4-2.
- Sorotan: Meskipun sempat kalah di babak pertama—sebuah kejutan besar—Kasparov berhasil beradaptasi dengan gaya bermain Deep Blue yang mekanis, dan memenangkan babak penentu lainnya. Kemenangan ini menegaskan bahwa, pada saat itu, kecerdasan manusia yang adaptif masih unggul.
Periode Kedua (Mei 1997): Kekalahan Sejarah Kasparov
Setahun kemudian, Deep Blue kembali dengan peningkatan besar-besaran dan kekuatan komputasi yang lebih canggih, memicu pertandingan ulang di New York.
- Hasil: Deep Blue memenangkan pertandingan dengan skor akhir 3,5 – 2,5.
- Babak Krusial: Kekalahan Kasparov terjadi pada babak terakhir yang menentukan. Setelah bermain imbang di babak 3, 4, dan 5, Kasparov membuat kesalahan fatal di babak keenam yang memungkinkan Deep Blue memenangkan pertandingan sekaligus keseluruhan match.
- Dampak Psikologis: Kekalahan ini sangat kontroversial. Kasparov menuduh IBM melakukan kecurangan, menduga bahwa ada operator manusia yang turun tangan di tengah pertandingan. Tuduhan ini, meski tidak pernah terbukti, menyoroti frustrasi Kasparov dalam menghadapi langkah-langkah Deep Blue yang terkadang terasa “tidak manusiawi” dan tidak terduga, melampaui kemampuan analisisnya.
Warisan Kemenangan Deep Blue
Kekalahan Kasparov pada 11 Mei 1997 menjadi tonggak sejarah yang melampaui olahraga. Peristiwa ini:
- Mengubah Persepsi AI: Menjadi bukti nyata bahwa mesin dapat mengungguli manusia dalam domain intelektual yang kompleks. Ini memicu investasi besar-besaran dan penelitian lebih lanjut di bidang machine learning.
- Membuka Jalan: Kemenangan Deep Blue membuka jalan bagi pengembangan AI yang lebih canggih, seperti AlphaGo (yang mengalahkan grandmaster Go) dan AlphaZero (yang menguasai catur, Go, dan Shogi tanpa pelatihan manusia).
- Filosofi: Mengubah narasi dari “manusia melawan mesin” menjadi potensi “manusia yang bekerja sama dengan mesin,” di mana AI menjadi alat yang membantu manusia mencapai batas-batas baru.